Ketakutan ada untuk dihadapi

Mendadak sore ini ada ide untuk bawa Sulung dan Bungsu ke tempat pangkas rambut langganan.

Begitu sampai lokasi langsung saja mereka berebut ingin dipotong duluan meskipun akhirnya Sulung mau mengalah dan membiarkan Bungsu yang duluan.

Senang sekali Bungsu saat mendapat giliran pertama (sambil nyanyi2 ngledekin abangnya).

Apakah menciptakan kondisi seperti ini mudah bagi saya?

Kondisi yang nyaman tanpa tekanan dan ketakutan?

Sama sekali tidak!

Sangat jauh berbeda dengan Bungsu yang dulu.

Masih ingat bagaimana 3 tahun lalu rambut Bungsu dipangkas dalam pelukan saya.

Terlihat bagaimana wajah takutnya dengan gunting dan suara mesin pangkas rambut.

Masih sangat jelas bagaimana kesulitan mengatur dan memberi pengertian kepadanya tapi tak satupun dia dengarkan (masih aja geleng kanan geleng kiri tengok kanan tengok kiri).

Hingga akhirnya Bungsu terbiasa dan merasa nyaman seperti tadi sore tanpa sedikitpun dengan drama ketakutan.

Hal ini mengingatkan saya pada kondisi dimana dengan mudahnya kustomer mengabaikan sebuah penawaran.

Atau kustomer yang sudah membeli tapi menunda dalam melakukan pembayaran.

Jangan terjadi lagi!

Adalah ide yang menarik jika dapat menciptakan kondisi agar kustomer “segera” melakukan pembayaran..

Pendapat anda?

Apakah anda juga memiliki kustomer seperti itu?

Karena..

Membiarkan mereka menunda pembayaran sama artinya membiarkan pergi omset anda hari ini.

Ungkap strategi efektif untuk menjebol hambatan, menangani penolakan dan mengantisipasi mereka pergi begitu saja tanpa membeli dari anda.

Dan report ini akan..

Mengubah respon “tidak terima kasih” menjadi “saya order sekarang!”

Akses FREE disini

Name - City
Pengguna Product